22 Nov 2011

Tumbuh Kembang Balita

Perkembangan anak pada lima tahun pertama sangatlah penting  baik itu perkembangan secara fisik, perkembangan kecerdasan, keterampilan, motorik maupun sosial emosional. Perkembangan pada masa ini sangat menentukan masa depan anak.

 

Memberikan makanan dengan gizi seimbang dan jumlah porsi yang cukup, akan memenuhi kebutuhan energi untuk tumbuh kembang balita, termasuk perkembangan otak anak.

Tumbuh kembang otak balita berjalan pesat pada trimester terakhir dalam kandungan hingga bayi itu lahir, dan akan terus berkembang dengan pesat sampai balita berusia 3 tahun. 

 

Dalam proses tumbuh kembang balita, balita memerlukan :


1.    Karbohidrat yang berasal dari makanan pokok (misalnya nasi, roti, biskuit, mie dll) serta susu sebagai sumber energi utama untuk pertumbuhan otak.

2.    Protein untuk pembentukan zat-zat yang diperlukan di dalam tubuh. Bahan makanan sumber protein bagi tumbuh kembang balita dapat diperoleh dari lauk-pauk seperti ikan, telur, daging, kacang-kacangan dan susu.

3.    Lemak juga merupakan zat gizi yang penting untuk sumber energi, yang mendukung proses belajar dan bermain anak. Ada dua jenis asam lemak yaitu asam linoleat dan asam alpha linolenat yang sangat penting untuk tumbuh kembang balita terutama untuk otaknya. Kedua jenis asam lemak ini ada di Air Susu Ibu (ASI), karenanya menyusui bayi sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut agar tumbuh kembang balita semakin optimal.

 

Lingkungan yang kondusif yang menyediakan kebutuhan gizi atau kebutuhan asuh bagi tumbuh kembang balita, dan juga pemenuhan asih akan membentuk otak yang baik, sehingga siap menerima asah atau stimulasi mental dini yang didapatnya. Sehingga nantinya dapat tercipta generasi muda yang berkualitas, mandiri, kreatif, dan mahir berkomunikasi.



 

 

17 Nov 2011

Status Gizi Balita

Status gizi balita adalah hal yang sangay penting yang harus diketahui oleh semua orang tua. Tumbuh kembang anak di usia balita perlu perhatian yang lebih karena fakta menunjukkan bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa balita, bersifat irreversible (tidak dapat pulih).

Anda dapat mengetahui status gizi balita anda dengan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, apabila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang.

Ukuran yang biasa digunakan untuk menentukan status gizi balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai gambaran perkembangan otak.


Sementara itu ukuran status gizi balita yang biasa digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut umur. Parameter ini dipakai di seluruh Posyandu di Indonesia.

Penyebab utama terjadinya kurang gizi pada balita adalah :

1.    Kemiskinan, sehingga kebutuhan pangan anak tidak dapat terpenuhi dengan baik.

2.    Infeksi (diare),

3.    Ketidaktahuan orang tua karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita.

 

Kekurangan gizi pada balita dapat berdampak pada pertumbuhan fisik serta mentalnya. Anak kelihatan pendek dan kurus dibandingkan teman-teman sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah prestasi tidak menonjol karena kecerdasannya terganggu.

Untuk mengatasi keadaan kurang gizi pada balita, memerlukan peranan dari seluruh keluarga, tenaga kesehatan, dan juga pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas Posyandu, dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan.Pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu.

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Perhatikan asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup.

14 Nov 2011

Diare Pada Balita

Penyebab diare pada balita umumnya adalah makanan. Bisa karena keracunan makanan atau karena kuman yang ada dalam makanan. Kalau keracunan makanan, gejala utamanya adalah muntah dan diikuti diare. Kalau karena makanannya terkontaminasi kuman, biasanya gejala utamanya diare dulu baru diikuti  muntah.



Diare pada balita harus segera ditangai sebelum terjadi dehidrasi. Kondisi dehdarasi inilah yang paling dikhawatirkan meski diare pada dasarnya akan sembuh sendiri. Tanda-tanda dehidrasi antara lain :

a.      Anak menangis tanpa air mata, selalu merasa haus, mulut dan bibir kering.

b.      Air seni keluar sedikit dan berwarna gelap, ada kalanya tidak keluar sama sekali.

c.       Mata cekung atau terbenam.

d.       Pada bayi tanda dehidrasi bisa dilihat lewat ubun-ubun yang menjadi cekung.

e.      Anak mengantuk, kulit pucat atau kekenyalan tubuh berkurang, dan bekas cubitan tidak cepat kembali normal.



Untuk Mengatasi diare pada balita, Anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

1.      Berikan banyak cairan.

Balita Anda harus menerima 150-200 ml minuman (1 gelas) per kg berat badan selam sehari sebagai pengganti cairan yang keluar bersama tinja.

2.      Berikan Cairan Pengganti.

Cairan pengganti dapat berupa, jus buah, air putih, atau oralit. Anda bisa membuat oralit sendiri dengan cara berikut:

·         larutkan 1 sdt garam, 8 sdt gula ke dalam 5 gelas air matang.

·         Berikan larutan tersebut sesuka anak.

·         Berikan 1 gelas air garam-gula (oralit) tersebut setiap kali mencret.

3.      Berikan Makan Pengganti Cairan.

Apabila diare disertai muntah-muntah, sebaiknya buatkan bubur yang banyak mengandung air. Berikan sedikit-sedikit tetapi sering.

4.      Berikan makanan yang bisa mempersingkat lamanya diare.

Bubur yang terbuat dari tempe atau garut bisa mempersingkat lamanya diare. Cara membuat bubur tempe yaitu :

·         Dibutuhkan bahan yang terdiri atas tempe (jumlahnya paling dominan), trigu, gula halus, minyak, dan sedikit garam.

·         Cara pengolahannya dalam bentuk semi instan, yaitu tempe direbus, lalu dihaluskan. Campur dengan bahan lain. Masak dalam oven, keringkan dan giling dengan blender kering.

·         Berikan bubur dengan cara memasaknya sebentar dalam air panas.

5.      Segera Bawa Ke Dokter.

Jika diare semakin berat, bahkan disertai munth maka segera bawa ke dokter atu tempat pelayanan kesehatan terdekat.

11 Nov 2011

Pemenuhan Gizi pada Balita

Usia dibawah 5 tahun atau balita merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih rawan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Secara psikologis, karakter anak sangat ditentukan pada saat anak berusia dibawah 5 tahun. Sebagai contoh jika balita sering diejek maka kemungkinan besar dia akan tumbuh menjadi anak yang kepercayaan dirinya kurang. Demikian juga anak yang selalu ditekan dengan ancaman, anak akan tumbuh menjadi anak yang penakut. Namun apabila anak dididik dengan arahan yang benar maka anak akan tumbuh menjadi anak kepercayaan dirinya tinggi karena sejak kecil dia merasa dihargai oleh lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga.



Salah satu faktor yang menentukan kesehatan seorang anak adalah keadaan gizinya. Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat, sehingga kebutuhan gizi pada balita kita harus diperhatikan dengan benar. Disisi lain, alat pencernaan anak pada usia ini belum berkembang dengan sempurna. Karena itu, pengaturan dan perencanaan menu makanan harus disusun dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan kesehatannya.



Kebutuhan gizi pada balita harus diberikan dengan seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, tidak terganggu penyakit, dan tubuh tetap sehat. Gizi yang seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sbb:



1.      Sumber Hidrat Arang

Beras, Roti, kentang, Makaroni, Tepung Beras, Terigu, Tepung Maizena, Tepung kacang hijau, havermout, Singkong, Jagung, Ubi dll.



2.      Sumber Protein

Susu, Ayam, Daging, Hati, Keju, Ikan, Tahu, Tempe, Kacang-kacangan, dsb.



3.      Sumber Vitamin Dan Mineral

Sayuran : Bayam, Labu siam, Labu KUning, Kangkung, Wortel, Buncis, Oyong, dll.
Buah-buahan : Melon, Pepaya, Air Jeruk, Jambu Air, Avokad, Pisang, dll.



Untuk pemenuhan gizi pada balita, menu seimbang perlu disusun dari ketiga golongan bahan makanan di atas yang jumlah kalorinya disesuaikan umur ( Batita kurang lebih 1300 kalori sedang Balita Umur 4-5 tahun 1500 Kalori)

10 Nov 2011

Gejala ISPA Pada Balita


Sebagian besar ISPA pada balita memberikan gejala yang amat penting yaitu
1.    Batuk.
2.    Nafas yang cepat dan retraksi dada.
3.    Flu, demam dan suhu tubuh anak meningkat lebih dari 38,5oC dan disertai sesak nafas.
Batasan ISPA berat untuk bayi kurang dari 2 bulan adalah bila frekuensi nafasnya cepat (60 kali per menit atau lebih) atau adanya tarikan dinding yang kuat.

1. Gejala ringan, ISPA pada balita.
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai berikut :
a. Batuk.
b. Suara serak pada saat berbicara dan menangis.
c. Pilek.
d. Demam, suhu badan lebih dari 37oC.
2. Gejala ISPA sedang
ISPA pada balita dinyatakan sedang jika terdapat gejala ISPA ringan dengan disertai gejala sebagai berikut :
a. Pernafasan lebih dari 50 kali/menit pada anak dibawah 1 tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak diatas 1 tahun.
b. Suhu tubuh lebih dari 39oC.
c. Tenggorokan anak berwarna merah.
d. Terdapat bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak.
e. Telinga sakit akan mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
f. Pernafasan berbunyi seperti berdengkur dan menciut-ciut.
3. Gejala ISPA berat
ISPA pada balita dinyatakan berat jika ada gejala ISPA ringan atau sedang disertai satu atau lebih gejala berikut :
a. Bibir atau kulit membiru.
b. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas.
c. Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun.
d. Pernafasan berbunyi mengorok dan menciut.
e. Anak tampak gelisah.
f. Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas.
g. Nadi cepat lebih dari 60 x/menit atau tidak teraba.
h. Tenggorokan berwarna merah.

5 Nov 2011

Gizi Buruk Balita


Gizi buruk merupakan keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu yang lama. Ditandai dengan badan sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan/atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.

1. Penyebab Kasus Gizi Buruk Balita.

·        Balita tidak mendapatkan ASI eksklusif, atau diberi makanan selain ASI sebelum umur 6 bulan.

·        Balita disapih sebelum umur 2 tahun.

·        Balita tidak dan atau mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak bergizi pada umur 6 bulan atau lebih.

·        Setelah umur 6 bulan balita kurang mendapatkan ASI.

·        Balita menderita sakit dalam waktu lama, seperti campak, diare, TBC, batuk, pilek

·        Kebersihan diri dan lingkungan kurang.

2. Penggolongan Kasus Gizi Buruk Balita

a.     Marasmus :

Ø     Anak menjadi sangat kurus, Cengeng, wajah seperti orangtua, dan rewel.

Ø     Rambut kusam, tipis dan jarang.

Ø     Kulit keriput, dan Perut cekung.

Ø     Tulang iga tampak jelas, Pantat kendur dan keriput.

b.     Kwashiorkor

Ø     Wajah bulat dan sembab, Apatis, Cengeng dan rewel.

Ø     Rambut jarang, warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit.

Ø     Kedua punggung kaki bengkak.

Ø     Bercak merah kehitaman di tungkai atau di pantat.

c. Marasmik-Kwashiorkor

Ø     Gabungan tanda-tanda marasmus dan kwashiorkor.

3. Akibat dari Gizi Buruk Balita :

a.     Menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani oleh tanaga kesehatan.

b.     Kecerdasan anak berkurang

c.     Berat dan tinggi badan pada saat dewasa lebih rendah dari anak normal

d.     Sering sakit infeksi kronis, seperti: batuk, pilek, diare , TBC, dll.

Balita yang mengalami gizi buruk harus segera dirawat sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku di puskesmas, kemudian dilakukan rujukan segera ke pusat pelayanan gizi/Rumah Sakit terdekat.